Friday, August 5, 2016

Desa Indah dan Tradisional Penglipuran Bali

Om. Swastiastu, Selamat siang kawan - kawan semuanya.
     Bagaimana kabar kalian hari ini? sehat - sehat saja kan? Yoii kalau semuanya memang lagi sehat - sehat saja, mumpung lagi musim liburan kayak gini, kalian semua pada mau pergi kemana nihh?? masih belum tahu mau pergi kemana? bingung mau cari tempat buat menghabiskan waktu bersama? haha tidak usah bingung - bingung. Kalau kalian ingin menghabiskan waktu bersama teman ataupun keluarga datang aja nih  Desa Penglipuran Bali. Pasti banyak diantara kalian yang tidak tahu akan salah satu desa di Bali yang menjadi tujuan wisatawan ini. Nama desanya adalah desa adat Penglipuran Bali. Dari dulu sampai saat ini, kunjungan wisatawan yang berwisata ke desa adat Penglipuran Bali, masih didominasi oleh wisatawan mancanegara. Semenjak desa Penglipuran terlihat disalah satu stasiun TV Indonesia, yang digunakan sebagai tempat shooting FTV (film televisi), minat wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Penglipuran Bali semakin tinggi.
Desa Indah dan Tradisional Penglipuran Bali
Desa Indah dan Tradisional Penglipuran Bali
     Hal ini kami tahu dari jumlah pemesanan paket tour murah ke Bali yang jadwalnya dirubah sesuai keinginan pelanggan, mencantumkan rute wisata ke desa adat Penglipuran Bali. Walaupun jumlahnya belum signifikan seperti wisata ke Tanah Lot, tapi meningkat tiap tahunnya. Rute wisata desa Penglipuran biasanya wisatawan pilih saat mengunjungi tempat wisata Kintamani dan objek wisata Ubud karena lokasinya searah. Lalu dimana alamat desa Penglipuran Bali?.

     Lokasi desa adat Penglipuran, berada di desa Kubu, kabupaten Bangli, provinsi Bali. Mungkin banyak dari anda tidak tahu, kabupaten Bangli di Bali bagian mana. Jika anda pernah wisata ke Kintamani atau Gunung Batur, inilah wilayah kabupaten Bangli. Lokasi desa penglipuran Bangli berada di ketinggian sekitar 600 – 700 meter dari permukaan laut, pastinya dengan ketinggian ini membuat udara sejuk akan terbayang oleh anda semua.

     Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi desa Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk wisata ke desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali atau menyewa mobil tanpa supir. Bagi yang belum pernah ke tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya anda menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali untuk menghidari tersesat di jalan. Bagi anda yang tidak ingin ribet dengan urusan transportasi dan tiket masuk saat liburan di Bali, dan ingin mengunjungi tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya anda mencari penyedia paket wisata di Bali dengan rute objek wisata desa Penglipuran Bangli.

     Di tempat wisata desa Penglipuran Bangli, tersedia tempat parkir yang lumayan luas dan lokasi parkir berdekatan dengan objek wisata. Biaya parkir sebesar Rp 5.000 / mobil. Jika ada perubahan dari biaya parkir, saya akan segera mengupdated di halaman ini. Di desa Penglipuran, dilarang untuk membawa masuk kendaraan bermotor untuk memasuki desa. Tercatat rata-rata 100 orang wisatawan yang berkunjung ke desa Penglipuran Bangli. Untuk dapat memasuki desa Penglipuran, anda akan dikenakan biaya tiket masuk. Untuk Wisatawan Asing dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000 untuk dewasa dan Rp. 25.000 untuk Anak - anak. sedangkan untuk wisatawan lokal Rp. 15.000 untuk dewasa dan 10.000 untuk andak - anak.
Desa Indah dan Tradisional Penglipuran Bali
Desa Indah dan Tradisional Penglipuran Bali
     Nah sebelum mengunjungi sebuah objek wisata di Bali, pasti anda ingin tahu hal apa saja yang menarik untuk dilihat di objek wisata itu bukan. Jika anda berminat untuk melihat sebuah desa yang masih memperlihatkan suasana Bali asli, maka kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur yang wajib anda kunjungi. Karena wilayah kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur salah satunya desa Tenganan masih kental nuasa Bali asli dan belum banyak mendapatkan pengaruh modern. Tahukah anda, desa adat Penglipuran Bangli digunakan sebagai contoh pertama sebagai desa wisata di Indonesia oleh pemerintah daerah pada tahun 1995. Bagi yang pertama kali berlibur ke desa Penglipuran Bangli, pastinya akan terkejut melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama.

     Kemiripan dari tiap-tiap rumah terlihat pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah menggunakan bambu, lebar pintu gerbang yang hanya muat untuk satu orang dewasa. Di masyarakat Bali pintu jenis ini di sebut angkul-angkul. Tidak hanya bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata ruang rumah juga sama, seperti kamar tidur dan dapur. Cat tembok pintu gerbang yang digunakan bukan cat tembok yang biasanya kita kenal, melainkan menggunakan cat berbahan dasar dari tanah liat. Saya tidak tahu pasti tujuan dari tiap-tiap rumah penduduk memiliki kemiripan. Pendapat pribadi saya, sepertinya mereka ingin membangun kebersamaan dan mempertahankan kosep berpadu dengan alam. Pada bulan Oktober 2014, saya berlibur ke desa Penglipuran Bangli dan melihat ada beberapa dinding kamar yang telah berubah menggunakan batu bata.

     Padahal dulunya saat berlibur kesini pada tahun 1998, semua dinding kamar menggunakan bambu. Walaupun perubahan dari dinding bambu ke batu bata, konsep menyatu ke alam masih sangat kuat di budaya desa Adat Penglipuran. Selain bentuk bangunan traditional yang hampir sama, ada beberapa hal lain yang menarik dari desa Penglipuran Bangli seperti, kesejukan udara, kebersihan dan tata ruang yang tertata rapi.

      Okke.. guys, mungkin hanya segitu saja tulisan saya kali ini, tangan saya sudah mulai pegal - pegal mengetik dari tadi haha. Semoga apa yang sudah saya bagikan tadi bisa menambah referensi tempat liburan anda bersama keluarga dan teman - teman anda, selamat menikmati indahnya alam Bali yang sangat indah ini. Sedikit pesan yang bisa saya sampaikan untuk para penggemar traveling, jagalah selalu alam ini, jangan pernah membuang sampah sembarangan, di setiap tempat wisata pasti ada tempat pembuangan sampah, jangan rusak keindahan alam dengan membuang sampah sembarangan. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya. Terimaksih sudah berkunjung. Om Santih, Santih, Santih Om
     
Artikel Terkait

0 komentar:

Post a Comment